Minggu, 31 Januari 2010

Sel Tubuh Perempuan Miskin yang Menyelamatkan Dunia

Sel Tubuh Perempuan Miskin yang Menyelamatkan Dunia

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
Henrietta Lacks (Foto: abcnews)
New York, Henrietta Lacks telah meninggal 60 tahun lalu. Tapi perempuan miskin yang meninggal di usia 30 tahun ini telah meninggalkan sel-sel tubuhnya yang menyelamatkan dunia.

Sebuah sel yang diambil dari perempuan kulit hitam itu telah memberikan kontribusi yang besar dalam dunia medis. Karena melalui penelitian selnya bisa dikembangkan vaksin polio dan beberapa obat.

Keluarga Henrietta Lacks tidak pernah menyangka vaksin polio yang beredar saat ini adalah berdasarkan penelitian dari sel Lacks yang kemudian dinamakan sel HeLa.

Ceritanya berawal pada tahun 1951 ketika Lacks pergi ke Johns Hopkins Hospital di Baltimore AS karena menderita kanker serviks (leher rahim).

Sebelum meninggal, dokter sempat mengambil beberapa sel tumornya tanpa seizin Lacks. Sel-sel tersebut akhirnya di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Ternyata peneliti menemukan bahwa sel tersebut dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tak pernah dilihat oleh para peneliti. Sel-sel yang diambil ini tetap bisa hidup dan tumbuh.

"Saya pikir, kami berhutang banyak terima kasih atas apa yang telah disediakan oleh Henrietta Lacks dan hal ini sama sekali tidak diragukan lagi. Lacks meninggal akhir tahun 1951, tapi sel-sel yang diambilnya masih tetap hidup dan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan penelitian di seluruh dunia," ujar Prof Ranciello, seperti dikutip dari ABCNews, Senin (1/2/2010).

Dalam sebuah laboratorium mikrobiologi di New York, Colombia, Profesor Vincent Ranciello melakukan percobaan dengan beberapa sel yang telah membawa terobosan medis terbesar dalam beberapa puluh tahun terakhir. Sel yang digunakan bukanlah sel biasa tapi sel yang disebut dengan HeLa.

Sel HeLa pertama kali digunakan dalam penelitian untuk pembuatan vaksin polio, serta membantu mengembangkan obat-obatan untuk melawan kanker, flu dan Parkinson. Selain itu sel ini juga digunakan dalam pemetaan gen, kloning dan menguji efek dari radiasi atom yang dikirim ke luar negeri.

Keluarga Lacks sendiri tak pernah tahu mengenai hal ini selama 20 tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1970-an keluarga mengetahuinya.

Sementara perusahaan yang mengembangbiakkan sel HeLa mendapat keuntungan miliaran dolar, keluarga Henrietta hanya memiliki sedikit uang dan sebagian darinya bahkan tidak mampu untuk memiliki asuransi kesehatan.

"Sesuatu yang telah dilakukan ibuku dalam memberikan sumbangan terbesar untuk kemajuan medis telah merubah kemarahan kami menjadi perasaan senang dan bangga," ujar sang putra Henrietta Sunny.

Keluarga Lacks hingga kini tak pernah mendapat imbalan sesen pun atau permintaan maaf atas pengambilan sel Henrietta Lacks tersebut.

Sampai hari ini sel-sel HeLa telah memberikan terobosan berharga dalam hal perkembangan medis seperti untuk pengembangan vaksin polio, obat-obatan kanker, flu dan penyakit Parkinson

health

Antioksidan Bisa Jadi Bumerang

Nurul Ulfah - detikHealth

img
Ilustrasi (Foto: reuters)
Kansas, Pakar nutrisi mengklaim antioksidan sebagai makanan super atau superfood yang bisa melawan hampir semua penyakit, terutama kanker. Tapi hati-hati, antioksidan yang dikonsumsi overdosis justru memicu senyawa pro-oksidan.

Antioksidan adalah senyawa yang bisa mencegah atau menghambat terjadinya proses oksidasi yang berbahaya bagi tubuh karena memicu sel-sel radikal bebas. Sel-sel radikal bebas dan tidak terkendali inilah yang menyebabkan penyakit-penyakit tertentu, umumnya kanker.

Karena bisa mencegah dan melawan penyakit, antioksidan diklaim bisa memperpanjang umur. Tak hanya itu, antioksidan juga bisa meningkatkan kemampuan seksual dan masih banyak manfaat lainnya.

Tapi kini peneliti dari Kansas State University, Amerika membuktikan bahwa antioksidan dalam dosis tinggi bisa menjadi bumerang bagi tubuh.

Antioksidan hanya akan berfungsi ketika ada senyawa pro-oksidan (pemicu proses oksidasi) dalam tubuh. Ketika dosis antioksidan dan pro-oksidan tidak seimbang atau kadar antioksidan tinggi sedangkan pro-oksidan rendah, maka tubuh akan membentuk senyawa pro-oksidan untuk menyeimbangkan kadarnya dengan antioksidan, dan hal ini akan membuat sel-sel radikal bebas tidak bisa diperbaiki lagi.

"Banyak orang percaya bahwa dengan makan antioksidan sebanyak-banyaknya, manfaat untuk tubuh juga akan semakin banyak. Tapi ternyata itu salah, antioksidan dosis tinggi justru menghasilkan fungsi yang bertolak belakang, yaitu menyebabkan otot-otot melemah, nafas pendek, aliran oksigen dalam darah terhambat bahkan mempercepat penuaan," kata si peneliti, Steven Copp seperti dilansir Dailymail, Sabtu (30/1/2010).

Untuk itu sebaiknya perhatikan lagi konsumsi brokoli, wortel, tomat, blueberry, kedelai, dan makanan berantioksidan lainnya agar tidak berlebihan.